Teras

Kamis, 14 April 2011

Anne of Green Gables

"Imagination is more important than knowledge" 
(Albert Einstein)
"If you can dream it, you can do it" 
(Walt Disney)

     Sekitar sebulan yang lalu, aku menemukan buku tebal tergeletak menggoda di atas meja. Untuk beberapa lama,  karena tugas-tugas yang menumpuk, aku berhasil mengacuhkannya. Tapi, suatu hari, menyentuhnya beberapa menit telah membuatku tenggelam dan tak bisa berhenti membacanya. Anne of Green Gables..... Sebuah buku dari serial karya Lucy M Montgomery. Entah bagian mananya, telah membuatku tersihir untuk meneruskan membaca meskipun tugas-tugas berteriak-teriak berharap perhatianku teralihkan.
     Siapa yang sangka buku ini konon mengalahkan booming serial Harry Potter? Awalnya aku juga tidak percaya. Tapi, oops! Olala.... melihat profil penulis, ternyata buku ini sudah beredar di pasaran sejak tahun 1908! Bayangkan, sudah seabad lebih dan anehnya tetap masih berjaya.... Ckckckckck.... Jadi wajar saja karya Bu J.K. Rowling kalah tenar.

(Btw, ini yang dicover yang meranin Ginny Weasley di Harry Potter, ya?)
  
      Kisah kehidupan Anne Shirley, seorang gadis yatim piatu berumur 11 tahun (heran, deh.... sepertinya di barat sana orang-orang terobsesi memulai kisah dengan anak 11 tahunan... Lihat saja Harry Potter yang juga memulai kisahnya di usia 11 tahun) di buku ini diawali ketika ia mendatangi sebuah keluarga di Desa Avonlea untuk diadopsi. Namun sayangnya, terjadi kesalahan karena keluarga itu sebenarnya ingin mengadopsi anak laki-laki untuk membantu mereka, bukan anak perempuan, apalagi yang berambut merah seperti  Anne. Jadi, bagaimana Anne yang memiliki kemampuan berimajinasi yang mengagumkan (bahkan cenderung berlebihan) melanjutkan hidupnya? Dan siapa sangka Anne yang kadang memukau orang-orang dengan kemampuan imajinasinya yang tak terbatas itu (meskipun lebih sering membuat orang lain sakit kepala mendengar ocehannya yang tak putus-putus dan setelah kulihat-lihat ternyata 1 kali Anne ngoceh bisa menghabiskan 3 halaman) telah melewati masa-masa yang berat? Kehilangan ibu dan ayahnya hanya terpaut 4 hari ketika ia berusia 3 bulan membuatnya harus pindah dari satu keluarga ke keluarga lain. Tentu saja bukan untuk menjalani kehidupan seorang gadis kecil yang normal. Masa kecilnya penuh dengan kewajiban membalas budi karena dia tidak dibuang ke panti asuhan saat berusia 3 bulan (kisah masa kecil Anne ada di buku yang berbeda, "Before Green Gables".red). Dan setelah ia merasa bahagia karena akhirnya diangkat oleh sebuah keluarga, mengira benar-benar akan mempunyai rumah serta sebuah kamar kecil sendiri,  merangkai impian-impiannya dalam semalam, akankah kekeliruan itu menghempaskan impiannya dan membuatnya kembali ke panti? Temukan jawabannya di "Anne of Green Gables"! 
 
Ini nih, si "Before Green Gables"
 
Oh ya, selain 2 buku yang sudah disebutkan di atas, masih ada buku-buku lain serial Anne Shirley (yang belum kubaca). Beberapa buku sudah diterbitkan di Indonesia oleh Qanita seperti "Anne of Avonlea" dan "Anne of the Island",serta ada beberapa yang belum diterbitkan. Katanya sih ada filmnya juga. Tapi baca bukunya lebih asyik. Kan imajinasi adalah kebebasan teringgi... hehehehe

6 komentar:

  1. waah.,
    kyaknya bagus bukunya.,
    sequel gitu ya..??
    may i borrow it..??
    n__n

    BalasHapus
  2. yah...sejenis itulah, est... tapi sayang sekali, aku juga bacanya nebeng gitu...wakakkakak. kebetulan kakakku minjem buku itu dari temennya. jadi sory nih, nggak bisa minjemin. kalo aku beneran punya, tak pinjemin dah.... hehe

    BalasHapus
  3. beh, padahal dari sampul sudah menarik tee..,
    aq seneng artikel yg ini tee..,
    ya, review-review lagi yoo.,

    BalasHapus
  4. heheheh..... ngiler ya??? oke2.... tunggu ya resensin artikel lainnya. THX ^^

    BalasHapus
  5. pinjem punyaku aja est, aku punya satu dan belum tak baca setelah sekian lama :)

    BalasHapus
  6. astaga Happy... saking menyesalnya kamu belum membaca buku tu ampe pingin kamu singkirin dulu... hihi

    BalasHapus