Setelah mendengar dongeng sang nenek, si cucu protes. “Nek, ini kan hari kasih sayang. Masa ceritanya hati2 yang pecah? Apa tidak bisa, dongengnya dibuat jadi happy ending? Biar kaya dongeng2 biasanya, akhirnya pasti ‘they live happy ever after...’ Sang nenek tersenyum dan membelai lembut rambut cucunya. “Nenek juga maunya begitu. Tapi apa boleh dikata, yang ngetik ini idenya tidak boleh diganggu gugat, Nak. Kita ikutin sajalah tarian jemarinya dibandingkan nanti kita dihapuskan dari cerita fiktif ini.”
“Lalu mengapa kita tidak minta saja agar Kasi dan Han dibuat bersatu, Nek? Bukankah kita bisa mengatur ceritanya agar Han belum punya pacar?”
“Tidak, Nak. Kalau dongengnya diubah seperti itu, tidak akan ada bagian kedua Hati-Hati yang Pecah. Dan itu artinya jam tayang kita terpotong (Hehe). Yang lebih penting lagi, dalam hal pasangan tidak ada yang bisa dipaksakan. Kasi dan Han memang tidak berjodoh sebagai kekasih. Karena kalau mereka disatukan akan menjadi Kasihan. Hubungan yang hanya dilandasi oleh rasa kasihan tidak akan bertahan lama, Nak."
“Lagi pula, Nak. Hidup ini tidak selalu diisi kisah2 bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan, seringkali kita harus melalui kesedihan dulu, bukan? Kita tidak bisa men-judge apa yang dialami Kasi di dongeng itu sebagai akhir yang buruk. Bagaimana kita tahu itulah akhirnya? Bisa saja itu hanyalah sebuah proses sebelum dia mendapatkan kebahagiaannya yang sebenarnya. Maka tidaklah salah orang yang merasakan apa yang dialami Kasi itu merasa marah, kecewa, sedih, sakit hati. Itu adalah emosi yang wajar dari seorang manusia.”
“Tapi Nek, kasihan sekali kan si Kasi....”
“Iya, Nak. Selama manusia masih punya hati, maka itu bisa dikatakan sebagai kekuatan sekaligus kelemahannya. Hati seseorang itu seperti gelas, Nak. Jika kurang hati-hati, maka ia akan pecah berkeping2."
"Dan untuk mengumpulkan serta menyusun kepingan itu menjadi hati yang utuh kembali, hampir tidak mungkin. Perlu waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan sakit hati seseorang. Kalaupun berhasil kau susun, maka hati yang terbentuk adalah hati yg tdk utuh."
"Namun, Nak, apabila orang itu bisa mengatasinya, maka hati yang terbentuk akan menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya. Dan pengalamanlah yang membuatnya tahu bagaimana cara menjaga dan mengatasi hati kacanya yang rapuh itu."
"Namun, Nak, apabila orang itu bisa mengatasinya, maka hati yang terbentuk akan menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya. Dan pengalamanlah yang membuatnya tahu bagaimana cara menjaga dan mengatasi hati kacanya yang rapuh itu."
"Banyak orang patah hati di dunia ini yang berpikiran singkat, Nak. Menganggap dunia mereka telah berakhir. Lebih suka menyendiri dan justru berakhir pada keputusasaan. Itulah sebabnya nenek menyebut hati manusia adalah kelemahannya. Ketika ia hatinya jatuh dan tak bisa bangkit, hancurlah ia.”
“Tapi, Nek. Bukankah nenek bilang kesedihan itu adalah hal yang manusiawi? Apa lagi kalau mereka patah hati...”
“Tapi, Nek. Bukankah nenek bilang kesedihan itu adalah hal yang manusiawi? Apa lagi kalau mereka patah hati...”
“Betul, Nak. Sedih karena patah hati boleh saja. Tapi jangan biarkan kesedihan itu menenggelamkanmu. Memberikan waktu bagi dirimu untuk bersedih adalah suatu bentuk penerimaan sekaligus awal untuk proses penyembuhan. Namun setelah waktu bersedih berlalu, ingatlah untuk bangkit. Live must go on, Nak. Dan ingatlah, kehidupan ini seperti bermain kartu. Kau tidak mungkin berharap di tanganmu hanya terdapat kartu bagus, bukan? Di tanganmu pasti ada bermacam-macam kartu. Tinggal bagaimana caramu menggunakan kartu2 itu sehingga kau bisa menang dalam permainan. Hidup pun begitu. Patah hati sebenarnya tidak menyebabkan kematian. Ia hanya membuat sakit yang cukup serius di hatimu, dalam jangka waktu tertentu."
"Yang memicu kematian (bunuh diri) adalah stress patah hati dan pikiran negatif yang kau biarkan bercokol berlarut2 dalam tubuhmu. Dan ketahuilah, Nak, jika kau ubah sedikit cara pandangmu, maka kau akan menemukan bahwa Kasi sangatlah beruntung."
"Mengapa begitu, Nek?"
"Bukankah ia telah dibukakan jalan sehingga mengetahui kebenaran tentang Han? Jadi ia mengetahui seperti apa sesungguhnya Han dan tidak terjebak dalam permainan busuknya lebih jauh lagi. Maka percayalah, ini hanyalah proses."
"Kau akan menemukan kebahagiaanmu pada waktunya kalau kau berusaha untuk tetap hidup. Kisah cintamu berakhir buruk hanya jika kau berhenti berusaha dan memilih pasrah pada anggapan dunia sudah kiamat. Jangan takut melanjutkan hidupmu hanya karena mengalami kisah cinta yang tak sesuai harapanmu, Nak. Karena sesungguhnya kisah cintamu yang sesungguhnya justru baru dimulai."
"Kau akan menemukan kebahagiaanmu pada waktunya kalau kau berusaha untuk tetap hidup. Kisah cintamu berakhir buruk hanya jika kau berhenti berusaha dan memilih pasrah pada anggapan dunia sudah kiamat. Jangan takut melanjutkan hidupmu hanya karena mengalami kisah cinta yang tak sesuai harapanmu, Nak. Karena sesungguhnya kisah cintamu yang sesungguhnya justru baru dimulai."
"Jika kau percaya, maka cahaya dalam hatimu akan menuntunmu ke arah yang tepat.
Segelap apa pun sekitarmu. Asalkan kau tetap percaya dan tidak menyerah.”